Wednesday, July 31, 2013

Draft 2 Essay Amhis

The Difference Presenting the Concepts and Issues of Discrimination Blacks in the Context of the Concept of Independence in the American National Philosophy by Martin Luther King and Frederick Douglass

After I read “I have a dream” by Martin Luther King, I, maybe we realize that there is something wrong about “free” in America at that time. The date of 4th of July 1776 seem like no value for the black people. In this essay, I will discuss about the difference presenting the concepts and issues of discrimination blacks in the context of the concept of independence in the American national philosophy by Martin Luther King and Frederick Douglass. I see that between both of them showed different ways to express their feeling about Black People. First, I will talk about the difference from way of their speaking. The second, I will discuss about these from their ideology or social condition.
The second, what does their social conditions can affect to their writings or speaking? After I read their biography, I found some interesting story between them. King was born on January 15, 1929, in Atlanta, Georgia. King became a Baptist minister and civil-rights activist. I found in the website1 that King had some bad things in his life. Perhaps, everybody have two sides in their life. King’s family was African-American Baptist church. FBI Director J. Edgar Hoover had long been suspicious about potential influence of Communists in social movements such as labor unions and civil rights. Hoover directed the FBI to track King, and the SCLC, in 1957. In this condition, I think is so contrast, he became a pastor, but join communist community. If I see Douglass biography, he was different with King. Douglass was born in a slave cabin, in February, 1818, near the town of Easton, on the Eastern Shore of Maryland. He lived with difficult things. He prohibited taught reading by his mistress, because he was a slave.
I think, their backgrounds make them different in their speech about freedom for the black people. Douglass, lead his life as slave make him has an experience about that. Many Douglass’ works were about slave. If I think about these, I remember the different about Fanny Fern and Kartini. Fanny Fern became a feminist activist after she had experiences about difference between man and women’s position. In “Independence”, “Working Girls of New York” she mentioned how women were treated at that time. So that what she was fought is about what she had. In other hand, nn Emancipation (in Kartini’s word):
It was not only the voices from outside, from the civilized, reformed Europe that I had heard that made me long for changes to the present situation. Already in my childhood when the word ‘emancipation’ did not yet resonate in my ears … there awoke in me a longing that gradually became stronger and stronger: the longing for freedom and independence (Coté, 2005: 56).
Kartini did not have experiences about difference in societies like fanny Fern. She learned many things from the Batavia. In Kartini’s words:
I am burning with excitement about this new era and yes, I can say that, even though I will not experience it in the Indies, as regards my thoughts and feelings, I am not part of today’s Indies, but completely share those of my progressive white sisters in the far-off West (Coté, 2005: 23).
Kartini’s condition was same with King’s. They did not have experiences, but they lead “Freedom” and many people now regarded they were hero for “Free”.
What I found anything else is King plagiarized the “I Have a Dream” speech from one given at the Republican Convention in 1952 given by Archibald J. Carey, Jr., an African-American lawyer, judge, alderman, diplomat and clergyman from the south side of Chicago.



Work Cities

King, Martin Luther. 1963. I have a Dream.
Douglass, Frederick. 1852. What to the Slave is Fourth of July?

Draft Essay American History

The Difference Presenting the Concepts and Issues of Discrimination Blacks in the Context of the Concept of Independence in the American National Philosophy by Martin Luther King and Frederick Douglass


After I read “I have a dream” by Martin Luther King, I, maybe we realize that there is something wrong about “free” in America at that time. The date of 4th of July 1776 seem like no value for the black people. In this essay, I will discuss about the difference presenting the concepts and issues of discrimination blacks in the context of the concept of independence in the American national philosophy by Martin Luther King and Frederick Douglass. I see that between both of them showed different ways to express their feeling about Black People. First, I will talk about the difference from way of their speaking. The second, I will discuss about these from their ideology or social condition.

Tuesday, July 30, 2013

Respon dari Mata Kuliah Intro American History

Ketika saya lagi cari-cari bahan buat essay, saya jadi kepikiran sesuatu. Gak ada hubungan dengan essay saya sih :D tapi saya mau tanya, Pak ari bilang kita gak usah menentukan mana yang benar dan salah, saya keingetan kejadian 11 september 2001. Entah siapa yang membuat kejadian seperti itu, namun saya merasanya ada pengaruh ke kehidupaan saya, sempat maksudnya. Karena saya terlahir dengan agama Islam, dan memilih jalan Islam, kejadian 11 September itu cukup berpengaruh menurut saya. Bagaimana tidak, setelah kejadian itu, banyak orang di dunia tidak menyukai dengan Islam, ya dampaknya orangtua saya yang pernah mengaji di organisasi yang membenci Amerika melarang saya menggunakan produk apapun dari Amerika, bahkan dia berhenti merokok karena dugaanya rokok buatan amerika (bisa jadi) lalu apakah setelah melihat kondisi seperti itu kita masih tidak perlu menentukan mana yang benar dan salah? Apa karena, ketika kita tahu kita tidak bisa melakukan apapun? Bagaimana dengan tulisan? Bukankah itu bisa memberikan pengaruh cukup signifikan juga? Apakah akan terliat naïf, ketika kita mengungkapkan sesuatu yang benar atau salah dalam sebuah tulisan? (untuk menjauhkan fitnah sih maksudnya)



Sunday, July 14, 2013

Cerpen
Kutukan Bau Badan
Setiap orang apalagi cewek tentu sangat keganggu dengan yang namanya BB, eits bukan Blackberry. Itu sih mau banget kali yah. BB ini adalah masalah Bau Badan. Uuuh, siapa coba yang betah kalau disampingnya ada orang yang mempunyai masalah begituan. Gue sebut Bau Badan adalah sebuah kutukan, karena secara gak sengaja gue yang mengalaminya. Sial banget kan? Dari kecil sampe kuliah semester 4, gue nggak pernah punya masalah yang namanya BB. Walaupun mandi gue gak sehari 3x atau lebih, bahkan gue pernah juga nggak mandi dalam sehari, tapi badan gue gak bau. Semenjak gue ditingkat 3, entah kenapa kelenjar keringet gue rasanya banyak banget. iyuuuuuh
Kutukan? Sepertinya nama itu layaknya gue ada di gunung hejo purwakarta, terus gue gak sengaja ngomong yang nggak-nggak lalu si penghuni marah dan gue dikutuk. Haha nggak gitu juga sih. Kutukan ini kalo kerennya karma kali ye. Awal masuk kuliah, gue mulai aktif yang namanya organisasi. Yang namanya organisasi gak mungkin sendiri kan? Kecuali organisasi di sebuah perusahaan yang namanya kuburan, mungkin aja gue sendiri ngejagain makam-makam. ~kok perasaan ngomonginnya kearah ghaib-ghaib mulu~ ok gue skip. Di sebuah organisasi, asik sebuah kayak apa aja ye.. gue dikelempokin, sekelompok nya 5 orang. Karena gue adalah salah satu orang yang funny, lucu, dan tidak sombong haha #lebay tentu kelompok gue paling asik kece abis, dan kadang membuat gue agak sedikit sombong, jangan sampe orang lain gabung. Salah satu temen sekelempok gue yang sama-sama di organisasi yang artinya temen gue juga ~yakali gue tau~ suka ikut bareng kan sama gue dan yang lain. pertama sih gak ada masalah, tapi lama-lama gue jadi keganggu juga. Sorry, badan dia bau banget. Gue biasa manggil dia dengan sebutan baba, nama asli dia sih beby. Baba singkatan dari bau badan #sumpahjahat tapi si beby nggak tau sih. Gue mulai cerita sama temen-temen sekelempok gue, kalo gue gak betah dengan bau badan si beby.
“Anyone, please tell her.. I beg you”
“aku gak enak say kalo ngomong ke dia”
Akhirnya gue mulai ngedumel ke diri gue, mulai ngejauhin dia. Soalnya gue gak tahan, gak tahan harus deketan sama dia, jalan bareng dia. Setelah lama gue keluar dari organisasi itu, gue mulai hang out bareng temen kampus gue. Gue ngerasa lebih betah sama mereka. Gue lebih fokus ke belajar, gak ke organisasi. Mereka tentunya gak punya masalah BB.
Tapi, masalah kayaknya gak berhenti sampe situ aja. Inilah awal kutukan datang ke gue. Salah satu temen kampus gue namanya sopia nyuruh gue nginep dikosan dia selama 1 bulan. Dia minta gue nemenin dia, soalnya dia sering sendiri dikosan. Entah kenapa tiba-tiba dia mendadak nyariin kosan baru buat gue. Soalnya, sebenenrnya gue secara tidak langsung seneng saat dia ngajakin nginep dikosan dia, karena gue udah gak betah dikosan lama gue. Finally, gue nyari kosan baru, gue pikir sopia bantuin gue nyariin kosan baru karena dia kasihan gue gak betah dikosan lama, trus gue mikirnya dia ngerasa keganggu juga.
Waktu itu gue penasaran nanya ke dia, alesan dia kenapa nyruh gue nyari kosan baru
“lo bau bor”
“ah, sumpah?” kaget gue
“selama ini gue sebel, ngedumel sendiri tapi gue juga cerita ke yang lain soal badan elo yang bau”
Oh God, gue seolah kesambar petir, angin puting beliung, badai tsunami. Selama ini gue ngerasa paling wangi saat gue di organisasi, dan sekarang gue dibilang bau? Gue baru inget, kalo selama ini gue si gadis yang memperhatiin penampilannya perlahan berubah karena ngeliat kondisi temen-temen di organisasi yang sedikit agak jorok kalo gue harus bilang. Mereka pake baju rumah berhari-hari dipakai aktivitas, dan dipakai tidur pula. Macam mana ini… dan selama gue nginep di kosan sopia, kelakuan gue kayak gitu. Jelaslah si sopia ngerasa gak tahan, sampe nyariin kosan baru buat gue.
Gue juga inget, kalo gue suka ngedumel ke si baba eh beby maksud gue. Kayaknya ini kali ya yang namanya kutukan si Bau badan buat gue. Gue si cewek yang diprotes karena terlalu wangi, akhirnya diprotes karena terlalu bau. Gue ngerasa bingung, jadi gue mesti gimana? Wangi atau bau?
Ok, fine. Gue lebih milih pengen wangi. Bukan buat narik perhatian cowok ya please, tapi buat kepentingan gue sebagai cewek. Hidup gue kan gak akan mahasiswa selamanya #amitamit dah. Ntar kan gue nikah, punya suami ~kalo gak ada suami, kagak nikah-nikah kali~
“Bor, cewek tuh penting jaga tubuhnya, bukan buat siapa-siapa tapi buat dirinya sendiri. Islam kan ngajarin kebersihan itu sebagian dari iman, dan gue pikir lo lebih tau hal itu” papar sopia
Big thanks to Sopia, sekarang gue nyadar selama mungkin 1 semester atau setahun mungkin gue ada masalah dengan badan gue. Dan ini gak akan terulang lagi. 1 hal lagi yang penting, gue gak akan ngedumel, ngehina, atau ngomongin orang yang beda atau jelek dari gue. Gue takut kena lagi kutukan. Terlebih kutukan bau badan….

Ramadhan tahun ini, gue mempelajari berbagai hal dan gue seperti terlahir kembali menjadi diri gue yang dulu #lebay